Mengawali tulisan ini dengan sebuah cerita tentang serombongan
kafilah dagang yang menemukan mayat seorang pemuda di tengah-tengah
gurun pasir, ketika kafilah tersebut memeriksa mayat pemuda tersebut
mereka menemukan sebuah tas berukuran sedang yang tergeletak tidak jauh
dari mayat pemuda tersebut. Kafilah itu pun memeriksa tas tersebut.
Ternyata isi tas tersebutlah yang menyebabkan si pemuda tersebut mati.
Isi tas tersebut tak lain dan tak bukan adalah sebuah parasut untuk
terjun payung. Sekarang mereka (kafilah) mengerti bahwa ternyata pemuda
tersebut adalah seorang Penerjun Payung yang mengalami nasib naas
karena parasut yang ia bawa tidak terbuka pada saat ia terjun.
Relefansi terhadap kehidupan kita adalah, parasut yang dimiliki oleh
penerjun payung tersebut diibaratkan modal vital yang dimiliki olehnya.
Apabila modal itu tidak berfungsi atau tidak difungsikan maka akibatnya
bisa fatal. Modal vital dalam diri kita adalah Hati dan Pikiran, apabila
kita tidak memfungsikan atau tida membuka hati dan pikiran kita
tersebut, nasib kita kurang lebih akan sama seperti penerjun payung
tersebut.
Setiap manusia yang telahir kedunia ini adalah sebaik-baiknya manusia
yang diciptakan Allah yang telah melewati proses pertarungan dan
persaingan. Dari mulai berbentuk Sel Sperma yang jumlahnya
kurang lebih mencapai 140.000.000 sampai 340.000.000 sel sperma, hingga
akhirnya Cuma 1 sel sperma saja yang muncul yang akan membuahi Sel Telur.
Dari proses tersebut membuktikan bahwa cikal bakal manusia adalah
mahluk yang penuh persaingan satu dengan yang lainnya. Dari sejak belum
terbentuk, manusia sudah diajarkan bagaimana bersaing atau bertarung
yang nantinya akan menjadikan dirinya menjadi seorang pemenang atau yang
terbaik.
Modal paling inti untuk menjadikan manusia itu terlahir menjadi
seorang pemenang didunia ini adalah, dia harus berani membuka Hati dan
Pikirannya, menerima takdir Allah sebagai mahluk yang paling mulia.
Membuka Hati artinya, ia menjadi mahluk yang tahu akan kebenaran,
yang mengerti akan tugas dan fungsi dia dilahirkan kedunia ini. Sehingga
ia menjadi mahluk yang tahu diri yang bisa mensyukuri setiap yang ada
pada dirinya. Karena hati berhubungan langsung dengan Dzat yang
menciptakannya yaitu Allah.
Membuka Pikiran artinya, manusia hidup didunia ini tidak sendirian,
karena manusia adalah mahluk sosial yang diciptakan berdampingan dengan
mahluk lainnya. Setiap waktunya ia harus selalu belajar memahami sebuah
relaitas kehidupan, menaambah wawasan dengan cara belajar, baik secara
langsung maupun tidak langsung, baik dengan membaca maupun dengan
berkomunikasi dengan manusia lainnya. Tentunya ini diperlukan sifat
membuka pikiran agar setiap yang yang ia pahami bisa menjadi tambahan
pengetahuan untuk dirinya. Waallahu’alam.
Bumi Paniis, 1 Maret 2016
Bumi Paniis, 1 Maret 2016
AdiFikri_Humaidi
No comments:
Post a Comment