Tidak sedikit orang yang berpikir
bahwa kalau jualan ingin laris atau laku itu harganya harus murah. Kalau bisa
jauh lebih murah dibandingkan dengan harga yang ditawarkan oleh kompetitor. Dalam
bisnis online keluhan sering saya dapatkan dari teman-teman yang jualan di
marketplace. Bagaimana persaingan harga bisa kita lihat dengan jelas, satu
jenis produk bisa punya harga yang berbeda di setiap lapak. Kita bisa search
harga satu jenis produk dari termurah sampai termahal. Artinya ini apa? Artinya
di marketplace tersebut tidak ada ketetapan harga dari satu jenis produk,
terserah yang punya lapak mau jual berapa, yang penting banyak orang mampir ke
lapaknya, dan produknya ada yang beli.
Kalau seperti itu, jelas
berbahaya bagi kelangsungan bisnis. Bisa ancur-ancuran kita untuk
mempertahankan bisnis. Seolah keren punya omset banyak, tapi pas di konversi ke
profit ternyata zoonk.
Lalu apa yang harus di lakukan agar kita bisa
jualan online tanpa harus banting-bantingan harga, dan kita bisa menjual produk
sesuai harga standar yang dikeluarkan oleh produsen?
Jawabannya ada pada BRAND. Apa
sih brand? Brand itu semacam identitas yang bisa memperkuat posisi kita. Brand yang
bisa diperkuat dalam bisnis itu ada 3 macam, yaitu Produk, Store (Toko) dan
Personal Branding. Dari ketiga hal tersebut untuk awalan kita pilih mau
memfokuskan diri untuk memperkuat yang mana. Apakah di produknya, di tokonya,
atau pada diri kitanya (personal branding).
Apa Keuntungan Membangun Brand?
Brand itu asset. Asset itu harus
dipelihara dengan baik. Mari kita bahas satu-satu dari ketiga jenis brand yang
saya sebutkan tadi. Pertama soal produk. Teman-teman pasti tahu produk merk Apple,
Samsung, Canon, Nikon, atau Honda dan Yamaha. Sepengetahuan saya mereka adalah
contoh brand-brand yang kuat karena produknya. Orang percaya dengan brand
mereka karena kualitas produk yang di bangunnya. Lihat Apple, semahal apapun
Apple mengeluarkan produk, tetap banyak orang yang antri membeli produknya, itu
karena apa? Salahsatu alasannya adalah, produknya bagus, kerena, terlihat
berkelas saat kita menggunakan produknya tersebut. Itulah brand yang mereka
bangun, dan kita tanpa sadar kita sudah masuk ke strategi pemasaran mereka.
Tahu Canon dan Nikon? Yups merek
kamera, yang kebanyakan fotografer atau yang punya hobi fotografi, kalau cari
kamera, khususnya kamera DSLR, pasti milih satu di antara dua merek tersebut.
Kalau gak Canon ya Nikon. Nah saya sendiri punya keduanya, hehehe. Kenapa
kira-kira? Banyak versi jawaban, tapi kalau saya sendiri ditanya, yak arena produknya
sudah familiar, banyak orang yang pakai.
Bahkan untuk menguatkan brand
produk mereka, canon dan Nikon itu sampai membuat komunitasnya masing-masing,
ada Komunitas Canon dan Komunitas Nikon. Tujuannya apa kira-kira? Salahsatunya
agar orang yang menggunakan brand mereka bisa saling bertukar informasi, berbagi
ilmu, sehingga mereka yang berada di komunitas tersebut bisa saling menguatkan,
ada rasa bangga menggunakan brand baik itu Canon ataupun Nikon. Bahkan teman
saya sampai ada yang fanatik, kalau gak Nikon mending gak usah beli kamera.
Luar biasa sekali kalau kita bisa seperti itu, menciptakan fanatisme orang
terhadap produk kita.
Di Indonesia, kalau kita lihat
kendaraan roda dua (motor) yang berkeliaran di jalanan, kebanyakan kalau gak Honda
ya Yamaha. Kedua brand tersebut telah berhasil membuat kita percaya bahwa
Yamaha dan Honda itu motor yang irit, harganya terjangkau, dan yang paling
penting onderdilnya mudah di cari, jadi tidak repot harus mencari bengkel saat
harus service. Sekali lagi, itulah brand yang mereka ciptakan agar orang tetap
menggunakan produk mereka.
Lalu apa itu Brand Store? Nah
kalau ini yang diperkuat adalah tokonya, atau nama tokonya. Teman-teman pasti
tahu lah bagaimana Alfamart dan Indomaret. Rasa-rasanya saat ini kedua brand
toko tersebut sudah ada di semua wilayah Indonesia, mulai dari perkotaan hingga
pelosok desa. Betapapun banyak orang yang beranggapan bahwa kedua brand toko
tersebut di anggap mematika pedagang-pedagang kecil seperti warung-warung
sembako dan toko kelontongan skala kecil milik masyarakat, bahkan di beberapa
wilayah, termasuk di daerah saya saat ketahuan aka nada pembangunan Alfamart
atau Indomaret pasti ada semacam demonstrasi yang di lakukan aktivis mahasiswa
ataupun LSM yang menolak keberadaan kedua brand tersebut di wilayahnya. Tapi
faktanya, tetap saja banyak orang yang membeli kebutuhan sehari-harinya baik di
Alfamart ataupun Indomaret.
Pertanyaannya, apa yang di
lakukan Alfamart dan Indomaret sehingga tetap bertahan dan semakin banyak
jumlahnya dari waktu ke waktu? Kita bisa cari jawabannya sendiri ya.
Nah yang terakhir adalah Personal
Branding. Saya akan langsung sebut nama saja. Tahu Deddy Corbuzier atau Sandiaga
Uno ya? Pasti tahu lah.
Kira-kira kalau seorang Deddy
Corbuzier jualan alat-alat olahraga atau multivitamin banyak orang yang beli
gak? Terus, kalau Sandiaga Uno buka perusahaan, lalu ngajak orang untuk gabung
atau berinvestasi di perusahaannya tersebut kira-kira banyak orang yang gabung
gak? Jawaban dari keduanya, pasti banyak banget orang yang beli dan bergabung.
Kenapa?
Pertama, kenapa sosok Deddy
Corbuzier bakalan laris kalau seandainya dia jualan alat-alat olahraga ataupun
multivitamin? Yups, karena personal brand Deddy begitu kuat, dia berhasil
membangun dirinya sebagai orang yang berbadan kekar, atletis, suka berolahraga,
suka makanan-makanan sehat. Selaras kalau dia jualan alat-alat olahraga atau
multivitamin, pasti banyak orang yang percaya dan beli produknya. Berbeda hal
kalau dia jualan obat penumbuh rambut, pasti gak laku, lah, dia sendiri gak
punya rambut. Hehehehe.
Lalu bagaimana dengan Sandiaga
Uno yang seandainya dia buka perusaan baru lalu mengajak orang untuk gabung dan
berinvestasi di perusahaan barunya terbut. Pasti banyak bergabung, karena apa?
Ya jelas, itu karena sosok Sandiaga Uno sudah kita kenal sebagai pengusaha
sukses, punya banyak perusahaan. Keberhasilannya mengelola perusahaan sudah
tidak kita ragukan lagi, sehingga saat Sandiaga Uno ngajak orang untuk gabung
membangun bisnis, dengan mudahnya orang akan ikut dan percaya.
Itulah personal branding.
Branding yang melekat pada diri seseorang, seseorang yang memiliki personal
branding yang kuat tidak perlu lagi memperkenalkan diri, saya siapa, sebagai
apa. Tanpa perlu memperkenalkan diri, orang sudah tahu dan bisa dengan mudah
percaya. Terserah teman-teman, mau dikenal sebagai apa, dan sebagai siapa.
Tinggal dipikirkan dari sekarang, bangun personal branding.
Itulah tiga pilihan yang bisa
kita ambil contohnya dan bisa kita duplikasi agar brand kita semakin kuat.
Sehingga kita sudah tidak khawatir lagi soal banting-bantingan harga, karena
kita punya harga yang pas dan pantas saat jualan. Selamat mencoba dan semangat
belajar ya teman-teman. _AFH_
Borgata Hotel Casino & Spa, Atlantic City - MapYRO
ReplyDeleteFind directions, reviews and information for Borgata Hotel Casino & 계룡 출장안마 Spa, Atlantic City 파주 출장안마 in 충주 출장마사지 Atlantic City. 서귀포 출장마사지 In the 광양 출장샵 main casino floor,